Langit di atas bahu ku

Berjalan langkahkan kaki
Menyeret waktu kejam yang mati
Berapa ratus lagi?
Ataukah tak seharusnya ku daki

Biarlah jiwa itu berdetak
Meski bara tertiup rapuh
Tertunduk pada yang tak terlihat
Bisakah berdiri di reruntuhan hari?

Simpanlah saja ayatmu
Lihat nabi pada kertasmu
Bisakah tanganmu yang bicara
Atau kau hanya berpura-pura?

Adakah hariku untuk bermimpi
Aku merasa sapi
Walauku berdasi
Bisakah tertawa di atas konstitusi?

Bagaimana dengan surga?
Mereka yang memungut cahaya
Yang retak tapi tetap biru
Meski langit di atas bahuku


---


Post a Comment

0 Comments